22 November 2010

Kerendahan Hati

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin...
yang tegak di puncak bukit...
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik...
yang tumbuh di tepi danau...

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar...
Jadilah saja rumput...
tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan...

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya...
Jadilah saja jalan kecil...
Tetapi jalan setapak yang Membawa orang ke mata air...

Tidaklah semua menjadi kapten...
tentu harus ada awak kapalnya…
Bukan besar kecilnya tugas...
yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu...

Jadilah saja dirimu…
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri...

Taufik Ismail

Puisi ini di bacakan Astri ivo petang tadi di akhir salah satu reality show di salah satu stasiun televisi.
Acara yang memberi kesempatan seseorang untuk menyelami keseharian seseorang dengan menginap beberapa waktu di rumahnya dan mengikuti semua aktifitasnya.
Belajar akan makna kehidupan bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung kita akan tetapi masih dapat menyunggingkan senyum di tengah himpitan hidupnya.
Dan memang demkianlah adanya. Kita harus banyak bersyukur dengan apa yang sekarang telah di anugrahkan Alloh untuk kita.
Dan ketika sekarang kita mungkin hanya seseorang yang kecil, seakan bukan siapa-siapa, tidak terhormat, miskin, dan sebagainya, janganlah kita berputus asa. Siapapun kita, sekecil apapun kemampuan atau apapun yang kita miliki, kita harus melakukan yang terbaik semampu kita.
Hanya tukang parkir pun kita, kalau tukang parkir yang baik, maka baik pula diri kita.
Hanya kuli bangunan pun kita, kalu kita membangun gedung sebaik mungkin semampu kita, maka baik pula apa yang telah kita lakukan.
Nb: Entah mengapa saya suka puisi tadi dan berkeinginan mengabadikannya. Setelah menonton acaranya di salah satu tempat makan kemudian berjalan pulang, maka mampirlah saya untuk sekedar merekamnya disini. Setelah browsing teks terlebih dahulu karena saya terbatas hanya tahu judul dan penyairnya. Saya akan terus belajar, belajar dan belajar dari ini semua. Moga bermanfaat.
NB lagi... He... Gara2 dh lama g' nulis jd kekurangan posting. Ya dh, dpindah aja dari note FB. Yang penting ni masih tulisan aku jg kan... He...

06 November 2010

Setiap Detik Hidup Adalah Final

Sebenarnya Book Review ni dh lama q bwt. Blm kesampean aja mw posting. Tapi kalo ngomongin bola, kayaknya g' perlu nunggu musim dech... Habis dimana-mana ada aja se pertandingan bola. G' La Liga, ISL, World Cup dsb lah, q juga kurang tahu. Yaw dh, pokonya setiap detik hidup adalah final!
Judul Buku : Panduan Lengkap Piala Dunia 2010
Penulis : Danang Dwiyanto
Penerbit : Garasi House of Book
Cetakan : I, Februari 2010
Tebal : 188 halaman

Pembagian rubrik siang itu oleh tim redaksi rasanya demikian menggelikan bagi penulis. Setelah tema edisi ini ditentukan yaitu “Fiqh Sepak Bola”, penulis sontak mengangkat tangan merekomendasikan buku ini ketika dibahas siapa yang akan membuat rubrik book review. Dan tanpa disangka penulis lah yang justru kebagian tugas mengupas buku ini. Tapi tak apalah. Mungkin diharapkan sepak bola akan berbeda rasa jika dipandang dari sepasang mata seorang hawa. (He... Leba’i)
Jujur penulis merekomendasikan buku ini awalnya tertarik akan covernya yang fresh dengan maskot “Zakumi” sang macan tutul Afrika dengan rambut berwarna hijau itu. Akan tetapi setelah membacanya, buku ini memang sesuai dengan judulnya. Panduan Lengkap Piala Dunia 2010. Sebuah buku yang mengupas habis dari a-z perhelatan akbar tingkat dunia yang akan digelar di Afrika Selatan, 11 Juni – 12 Juli 2010 ini secara apik.
Dalam bab pertama disajikan bagaimana persiapan FIFA dan Afrika Selatan sang tuan rumah. Afrika Selatan yang awalnya diragukan kesiapannya dalam membenahi infrastruktur negaranya, kini telah menyediakan fasilitas semaksimal mungkin bagi para penggila si kulit bundar. Tak ketinggalan info mengenai “Jabulani” bola yang tingkat kebulatannya paling akurat dan paling stabil ciptaan Adidas dan “Zakumi” yang berkaos putih bertuliskan “South Afrika 2010”. Begitu pula info sebagian tiket sejumlah 210 ribu yang sudah ludes per Desember 2009.
Selanjutnya di beber keterangan rinci mengenai stadion tempat para tim berlaga. Lengkap dengan kondisi geografisnya untuk dijadikan acuan para pemain menyesuaikan dengan cuaca yang jauh berbeda dengan negara asal mereka. Kemudian cerita para tim termasuk drama, emosi, juga nasib tragis yang menyertai mereka dalam babak kualifikasi. Seperti gagalnya Rusia mendapatkan tiket untuk lolos ke putaran final karena kalah produktivitas gol tandang dari Slovenia di babak play off. Dan sejumlah data dan fakta penting seperti Kenny Dyer sebagai pemain tertua dengan usia 43 tahun dan Abdi Abdifatah sebagai pemain termuda dengan usia 14 tahun.
Keseluruhan tim yang akan berlaga sejumlah 32 tim telah dibagi menjadi 8 grup dari A-H melalui pengundian pada 4 Desember 2009 lalu. Profilnya bisa kita nikmati mulai halaman 67-151. Lengkap dengan data pelatihnya, peringkatnya dalam FIFA, rekor penampilan serta julukannya. Seperti Argentina sang Albiceleste yang kini di asuh oleh sang legendaris Diego Armando Maradona dengan pemain bintangnya yaitu Leonel Messi, Javier Mascherano, dan Juan Sebastian Veron.
Buat para bola mania tidak perlu takut ketinggalan nonton pagelaran 4 tahun sekali ini. Karena dalam buku ini dilengkapi jadwal pertandingan langsung berdasarkan waktu Indonesia barat dan stadionnya. Dan pada akhirnya buku ini ditutup dengan opini dan prediksi bursa top scorer yang kini dipegang oleh Fernando Torres pada peringkat pertama.
Demikian pula dengan bursa pemenang World Cup yang masih spekulatif dari beberapa tim dengan masing-masing keunggulannya. Brazil dengan paduan sepak bola menyerang yang menghibur dengan permainan yang taktis, Spanyol dengan rekor kemenangan sempurnanya di babak kualifikasi, atau Italia dengan pemainnya yang hampir semua dalam usia keemasan.
Bagi penulis yang sebenarnya juga penikmat musik, buku ini serasa belum lengkap tanpa ulasan mengenai soundtrack dengan judul “wavin flag” yang banyak menghiasi layar kaca tanah air. Bait pertama lirik lagunya dengan semangat menyuarakan “Give me freedom, give me fire, give me reason, take me higher”. Soundtrack ini pula yang akan memeriahkan jalannya pertandingan selain yel-yel dari suporter masing-masing kesebelasan. Atau ditambah juga dengan tips-tips ringan untuk acara nonton bareng yang asyik dan menarik.
Paragraf pertama endorsment buku ini memajang kata bijak dari Frans Kafka seorang novelis Jerman. “Setiap detik hidup adalah final”. Demikian pula yang terjadi pada pertandingan sepak bola. Setiap detik adalah pertaruhan antara hidup dan mati, antara kesempatan menjadi pemenang atau pecundang. Banyak kemungkinan tercipta hanya dalam satu detik. Skor yang awalnya terpaut dapat berubah dalam beberapa detik. Bola yang awalnya hanya bergulir di tengah lapangan dapat melesat kuat di mistar gawang juga hanya dalam beberapa detik.
Oleh karenanya, mari kita berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melewatkan setiap detik dalam kehidupan kita. Karena hanya dalam satu detik itulah banyak terjadi perubahan dalam jalan hidup kita. Dan inilah salah satu filsafat sepak bola. So, buat kamu-kamu yang gila bola, jangan cuma asyik nontonin aja ya tanpa mengambil segi positifnya. Dan jangan sampai kelewat terlupa atau terlena akan kewajiban kita yang jauh lebih penting, hanya buat nonton bola. Salam olahraga!!! (Zi3dn4)