28 Juni 2010

Bapak Juga Ingin Naik Haji


Tulisan ini saya buat tepat setelah saya menonton Film Emak Ingin Naik Haji besutan sutradara Aditya Gumay. Meskipun saya hanya bisa menontonnya lewat file yang ada di laptop teman yang kebetulan saya pinjam jauh setelah film ini di putar di layar lebar, ini film yang demikian berkesan buat saya. Sehingga, meskipun waktu telah menunjukkan pukul 01:50 pagi, rasanya tidak ada kantuk yang menyerang saya hingga detik ini. Ingin saya tuliskan sebentuk kecil ekspresi kerinduan saya yang tidak tertahankan ini. Film berdasarkan karya fiksi Asma Nadia ini telah membuat saya meneteskan air mata menahan rindu teruntuk Ayahanda tercinta, Bapak saya.
Bapak yang mungkin sekarang tengah terlelap di lantai rumah saya nun jauh di sana. Bapak yang mengajari arti hidup saya. Bapak yang hangat nafas dan dekapan hangatnya masih senantiasa menemani tidur malam-malam saya. Bahkan di usia saya yang telah lebih dari 21 tahun ini. Bapak yang demikian saya kenal harum tubuhnya saat saya besandar di punggung legamnya yang menghitam karena terik matahari. Entah mengapa terkadang saya cenderung lebih terasa dekat dengan Bapak. Akan tetapi tidak mengurangi rasa hormat dan kasih saya kepada Ibunda tercinta, Ibu saya.
Dalam hangatnya dada saya di tengah isakan tangis, berkelebat kenangan-kenangan penuh makna yang insyaAlloh akan saya kenang hingga nanti. Kenangan saya bersama Bapak ketika tangan saya baru hanya bisa menjinjing sebentuk kecil benda. Kenangan ketika saya masih bergelayut dalam gendongannya. Kenangan betapa manjanya saya merengek dan menangis meminta lagu yang terpaksa berhenti disiarkan di televisi karena gangguan untuk di ulang kembali di malam itu.
Kala itu entah apa yang ada dalam fikiran saya. Bapak yang malam itu pasti sudah capek seharian berpeluh keringat di terik matahari berjibaku di sawah, mendudukkan saya di sadel sepeda tuanya untuk membujuk saya ke rumah Budhe. Di tengah isak tangis saya tidak lelah beliau menenangkan saya dengan mengatakan bahwa semua chanell memang demikian adanya. Terjadi gangguan yang tidak memungkinkan untuk mengulang lagu yang saya inginkan. Demikian pula yang terjadi pada televisi Budhe saya, pun bahkan semua televisi yang ada. Namun saya tidak berhenti menangis hingga terlelap karena telah lelah.
Ach, tak cukup rasanya menggambarkan semua disini. Dengan kata-kata ini. Dengan bahasa tulisan ini. Hanya saja saya ingin berbagi. Betapa seorang Bapak telah banyak mewarnai hidup saya. Dan betapa saya belum bisa menjadi apa yang bisa Bapak banggakan. Belum bisa mengabulkan harapan Bapak yang belum tersampaikan. Memenuhi panggilan sang Maha Indah ke Tanah Suci salah satunya.
Suatu ketika kurang lebih 5 tahun terakhir, di panggillah saya oleh beliau. Diutarakannya keinginan beliau menjadi tamu Alloh tersebut. Dari yang saya pahami dari kata-kata beliau, sayalah putri sulung satu-satunya orang yang pertama kali dikabari mengenai keinginan beliau ini. Bahkan Ibu saya pun belum mengetahuinya. Karena beliau pun berpesan untuk tidak menceritakannya terlebih dahulu kepada yang lain. Kala itu dalam kapasitas saya yang baru menginjak bangku Aliyah, saya hanya mengiyakan saja.
Beliau bertanya di manakah sekiranya beliau dapat menabungkan uangnya sebagai persiapan perjalanan sucinya tersebut. Dalam keterbatasan saya, saya menjawab tidak tahu. Ketika itu saya tahu uang yang Bapak saya miliki belum ada separuh dari yang telah Emak tabung selama 5 tahun dalam film tersebut. Akan tetapi saya menangkap nyala semangat dalam keinginan yang kuat dari niat beliau tersebut. Akan tetapi hingga kini niat tersebu belum terpenuhi. Ada rasa bersalah dalam diri saya sebagai anak sulung belum bisa membahagiakan beliau.
Sebenarnya jika yang Bapak tabungkan dalam tiap musim panen dapat rutin beliau sisihkan, mungkin keinginan itu tidak akan tertunda selama ini. Akan tetapi beliau selalu mendahulukan kewajibannya mendidik kami putra-putrinya. Pernah suatu ketika beliau berkeinginan menambah tabungannya dengan hasil panen kami bulan itu, akan tetapi di sisi lain ternyata biaya pendidikan kami dirasa beliau jauh lebih penting dari itu. Dan pada akhirnya beliau nomor sekiankah lagi keinginan tersebut.
Sekarang, yang menjadi pertanyaan besar saya, Apa yang bisa saya lakukan bagi Bapak tercinta? Dan kemudian saya baru bisa menjawab. Kini mungkin yang baru bisa saya lakukan adalah berdoa. Semoga Alloh melapangkan rizki bagi kedua orang tua saya dan memanggil keduanya ke RumahNya yang demikian beliau rindukan. Amiin..
Dan melanjutkan apa yang menjadi tugas saya sekarang ini. Menyelesaikan kuliah dan menjalani hari-hari dengan kedepan dengan terus berbakti kepada keduanya. Dan setelah detik ini, setidaknya saya harus menyelesaikan tugas membuat artikel HTNI yang esok harus saya kumpulkan. Tugas yang tadi saya sela jeda beberapa waktu untuk menonton Emak Ingin Naik Haji dan kemudian saya menuliskan Bapak Juga Ingin Naik Haji ini.
Surabaya, 28 Juni 2010 02:33
Zidna Zulfa

26 Juni 2010

Ma'hady al Habieb

Ni tugas yang diberikan salah satu Dosen untuk menggenapi tugas Ujian Tengah Semester. Awalnya bingung juga harus nulis apa buat ngapresiasi Pesantren tercinta dimana aku pernah menimba ilmu dulu. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya ini yang bisa sedikit aku persembahkan buat almamater ku. Ni adalah hasil mix n match dari blog Darul Huda plus pengalaman pribadi.Mungkin ada banyak perkembangan yang belum tercover dalam tulisan ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan penulis yang kurang lebih 3 tahun ini untuk sementara waktu belajar di kota Pahlawan dengan harapan setelah rampung kembali ke sana lagi. Oleh karenanya oleh Bapak Dosen diminta membuat contoh desai pengabdian semacam ini. Moga kelak diberi kemudahan oleh Alloh untuk merealisasikannya. Karena ini tugas otomatis ya dengan bahasaku sendiri. He... Dah ah, chek it out alias disumanggaaken!!!

A. Selayang Pandang Pondok Pesantren Darul Huda
Pondok Pesantren Darul Huda adalah salah satu dari sekian banyak pondok pesantren yang ada di kabupaten Ponorogo.
Di bawah asuhan K.H. Hasyim Sholeh sebagai pendiri Pondok Pesantren Darul Huda yang wafat pada 2004, kemudian diteruskan oleh putra sulung beliau K.H Abdus Sami’, Pondok Pesantren Darul Huda saat ini mengalami banyak sekali perkembangan ke arah positif. Berdiri sejak tahun 1968 dengan menggunakan metode “’Ala an Nahji as Salafiyah al Haditsah” dengan maksud bahwa Pondok Pesantren Darul Huda melestarikan metode lama yang baik dan mengembangkan metode baru yang lebih baik.
Metode ini diterapkan di Pondok Pesantren Darul Huda dengan bentuk pendidikan formal dan non formal. Adapun Pendidikan formal meliputi: MTs (sederajat SMP), MA (sederajat SMA), dan Madrasah Diniyah (MMH). Sedangkan pendidikan non formal diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab-kitab kuning ala salafi.

Dengan metode tersebut, santri Pondok Pesantren Darul Huda dapat mempelajari ilmu pengetahuan agama islam secara utuh. Dalam arti tidak hanya mempelajairi ilmu pengetahuan agama islam seperti syari'at, tauhid dan tasawwuf dalam rangka “Tafaqquh fi diin” tetapi juga mempelajari ilmu pengetahuan agama islam yang bersifat umum seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain dalam rangka ”tafakkur fi kholqillah”. Sehingga dengan metode tersebut akan membentuk santri yang mempunyai jiwa keagamaan yang teguh serta dapat hidup secara fleksibel dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di zaman yang serba modern ini.
Pondok Pesantren Darul Huda bernaung dalam sebuah yayasan yang dibawahnya tercakup beberapa lembaga pendidikan yang dalam administratifnya terpisah akan tetapi merupakan satu bangunan yang masing-masing bagiannya mendukung satu sama lain. Diantaranya Pondok Pesantren Putra Putri Darul Huda, MTs Darul Huda, MA Darul Huda, Madrasah Miftahul Huda, Masing-masing memiliki ruang lingkup tugas yang saling melengkapi demi merealisasikan Visi Pondok Pesantren untuk mewujudkan santri yang Berilmu, beramal dan bertakwa dengan dilandasi akhlakul karimah.

Pondok Pesantren Putra dan Putri merupakan sentral kegiatan santri dalam kegiatan pendidikan non formalnya. Dengan mengusung sebuah adagium yang berbunyi “Al Muhafadzotu ‘ala al qadim ash shalih, wa al akhdzu bil jadi al ashlah” pendidikan dan pengajaran pada Pondok Pesantren Darul Huda didasarkan pada sistem klasikal dengan metode pengajaran salafi mengacu pada kitab-kitab kuning yang mu’tabaroh. Pengajian ini dilaksanakan dengan sistem sorogan ba’da Maghrib dan wekton ba’da Shubuh.
Selain itu pendidikan rohani juga diberikan melalui mujahadah ke makam auliya’, khotmu Al Qur’an, Wirid Dzikrul ghofilin dan lain-lain. Pengembangan pribadi-pribadi santri dilaksanakan dengan berbagai kegiatan Intrakurikuler berbentuk keorganisasian seperti OSIS dan ekstrakurikuler, meliputi kursus seni kaligrafi (unggulan), pramuka, bahasa Arab, bahasa Inggris, hadroh, seni baca Al Qur’an, olah raga dan lain-lain.
Pelaksanaan kegiatan ini di koordinasi pengurus pondok dan pengurus organisasi yang ada di MTs, MA Darul Huda serta Madrasah Miftahul Huda.
Pendidikan non formal secara sistematis juga ditempuh dalam Madrasah Miftahul Huda yang mempunyai jenjang pendidikan 6 tahun dilanjutkan dengan program Pasca MMH (Takhasus) dengan jenjang 2 tahun dengan kurikulum Pondok Pesantren salafiyah masuk sore hari mulai pukul 14.30 WIB-16.30 WIB. Madrasah Miftahul Huda mendidik santri dengan pendidikan non formal dengan metode salafy melewati mata pelajaran Nahwu, Sharaf, Akhlaq, Tafsir, Fiqh, Ushul Fiqh, Balaghah, Mantiq, Falak bagi santri putra, Risalah Haidl bagi santri putri dan lain sebagainya.
Adapun pendidikan formal diperoleh santri dengan belajar pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Huda dan Madrasah Aliyah Darul Huda masuk pagi hari mulai pukul 07.00 WIB – 12.40 WIB. Adapun Madrasah Aliyah memiliki beberapa pilihan program pendidikan yaitu Keagamaan, Program Ilmu Alam (IPA) dan Program Ilmu Sosial (IPS).

B. Kelebihan dan Kekurangan Pondok Pesantren Darul Huda.
Berdasarkan pengalaman penulis melewati jenjang pendidikan yang ada di pesantren, beberapa hal diantaranya dirasakan masih belum cukup memuaskan penulis dalam kegiatan belajar belajar. Hal ini dapat penulis gambarkan sedikit secara garis besar dalam beberapa hal, diantaranya:
1. Kuantitas santri
Kuantitas santri yang kian tahun kian bertambah membuat sistem pendidikan, sarana pra sarana, tenaga pengajar yang ada terkesan kewalahan mengakomodir santri yang jumlahnya hampir mencapai 2000 orang. Meskipun disisi lain menunjukkan eksistensi pesantren, kuantitas santri ini secara tidak langsung juga berimbas pada kurang maksimalnya pendidikan akhlak yang menjadi visi dan tanggung jawab pesantren. Pendidikan akhlak menjadi sulit difokuskan karena sulitnya memonitor santri secara keseluruhan.
2. Sarana pra sarana yang belum memadai.
Kuantitas santri yang makin bertambah dari tahun ke tahun sebenarnya telah diimbangi dengan pembangunan infrastruktur yang ada. Akan tetapi masih belum bisa mencukupi. Jumlah santri yang mencapai 2000 orang saat ini hanya bisa ditampung kurang lebih dalam 5 gedung bertingkat 3. Dengan demikian fasilitas pun juga terbatas.
3. Santri yang tidak mukim di pesantren
Yang dimaksudkan di sini adalah bahwa ada beberapa persen santri yang hanya masuk dalam salah satu lembaga pendidikan yang ada di pesantren, misalnya MA Darul Huda saja atau MTs Darul Huda saja. Hal ini biasanya bagi mereka yang bertempat tinggal dekat dengan pondok. Mereka hanya bersekolah dan lebih banyak menjalani harinya di rumah. Oleh karenanya kadang tidak mendapatkan bimbingan akhlak secara penuh. Bahkan terkadang membawa pengaruh buruk bagi mereka yang mukim di pondok.
4. Pelaksanaan pendidikan formal dan non formal
Pendidikan secara formal dan non formal yang ditempuh secara bersamaan terkadang dirasakan penulis menghasilkan ilmu dan pengetahuan yang setengah-setengah. Dua pendidikan ini memang hal yang sangat dibutuhkan oleh santri masa kini. Akan tetapi juga berdampak pada penguasaan yang kurang mendalam atas cabang ilmu yang bisa dijadikan pegangan. Dengan bahasa yang mudah, santri mengerti Nahwu sedikit, mengerti bahasa Inggris sedikit, Fisika, Biologi Kimia sedikit. Hal ini penulis simpulkan berdasarkan pengalaman dan keterbatasan intelektual yang ada pada penulis.
Selain itu referensi-referensi yang belum banyak dalam hal kitab kuning kontemporer dirasakan menjadi kendala penulis untuk memahami perkembangan yang ada. Sehingga kitab-kitab seperti Fiqh Sunnah, Bidayatul Mujtahid dan sebagainya masih terasa asing bagi penulis pada awal-awal perkuliahan. Oleh karenanya pengetahuan yang didapatkan dirasa masih kurang mendalam dan mengikuti perkembangan dunia Islam yang ada.

C. Hal-Hal Kecil yang Ingin Penulis Laksanakan dalam Masa Pengabdian.
Penulis menyadari keterbatasan intelektual dalam hal berbagai bidang ilmu yang ditempuh baik bidang formal maupun non formal. Meskipun demikian, semampu penulis akan berusaha membagikannya kelak untuk para santri. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan baru yang masih jarang disampaikan seperti studi tokoh hukum Islam kontemporer yang tidak penulis dapatkan di pesantren dan dirasa asing dalam awal perkuliahan dan lain sebagainya.
Penulis mungkin hanya bisa mengembangkan segi ekstrakulikuler dalam pembentukan pribadi, akhlak dan keterampilan santri dalam kehidupan sehari-harinya. Berbekal pengalaman organisasi baik intra seperti OSIS, ekstrakulikuler pramuka, serta pengetahuan tentang dunia design grafis yang pernah penulis geluti, penulis ingin memaksimalkan potensi-potensi yang ada dalam diri santri. Melalui diklat, pelatihan ataupun bimbingan dalam hal keorganisasian dan pengembangan diri.

Diklat, pelatihan dan bimbingan mengenai design grafis yang penulis bisa laksanakan ini dilatarbelakangi dunia tulis menulis dan design yang belum dilaksanakan secara maksimal di pesantren. Selain itu pelatihan mengenai internet, website dan kecanggihan teknologi yang ada yang dapat menunjang pendidikan baik formal maupun non formal. Seperti penggunaan makatabah syamilah, kutub at tis’ah, Global Positioning System (GPS) untuk falak dan lain sebagainya yang belum tersosialisasi.
Selain itu, dari beberapa hal yang dilihat penulis dari Pondok Pesantren yang lain, Pondok Pesantren Darul Huda membutuhkan organisasi yang mewadahi wali santri dan para alumni untuk terus ikut berkarya untuk pesantren. Dengan demikian tidak hanya santri yang masih belajar di pesantren saja yang terus aktif berperan bagi pesantren, akan tetapi wali santri dan para alumni.
Penulis berharap ke depan masih bisa menjalin kerja sama dengan teman-teman beasiswa Depag yang ada, baik dari IAIN Sunan Ampel, ITS, UNAIR, UGM, UIN Sunan Kalijaga dan sebagainya untuk meningkatkan dan memaksimalkan kegiatan yang telah ada sekarang. Sehingga bila mungkin di pesantren dibutuhkan praktikum biologi, penulis dapat menjadi fasilitator untuk menghadirkan teman alumni beasiswa Depag dari ITS misalnya.
Keterbatasan referensi kajian-kajian kitab kontemporer dan pengembangan teknologi yang dirasakan penulis dimungkinkan dipicu minimnya alumni Pondok Pesantren Darul Huda yang meneruskan jenjang pendidikannya di Timur Tengah, negara Arab lainnya, Perguruan Tinggi umum dan sebagainya. Hal ini dikarenakan mayoritas alumni masih berkutat melanjutkan di STAIN Ponorogo yang ruang lingkupnya dalam pengembangan ilmu agama. Dengan demikian, diperlukan kaderisasi yang termotivasi untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri dan perguruan tinggi umum untuk membawa angin segar perubahan.
Di samping pendidikan secara formal, penulis berharap bisa menumbuh kembangkan lebih efektif lagi pengembangan pendidikan akhlakul karimah yang menjadi visi pesantren. Khususnya bagi santri yang tidak mukim di pondok. Sehingga santri tidak hanya tercipta menjadi orang yang berilmu, akan tetapi dapat beramal dan bertakwa serta akhlakul karimah, dalam rangka pengabdian kepada agama dan masyarakat sebagaimana misi Pondok Pesantren Darul Huda.

25 Juni 2010

Malam Ini...

Ni malam sabtu. Malam setelah sehari ni tadi ngerjain dua ujian. Dagang n Pembuktian. G' tahu wes pa ja yg dh q tulis. Yg pasti dh dilalui. He... Ni lg mlm sabtuan ma kucingku, eh cintaku maksudnya. Bkn siapa2 kok. Mita, K'ta Alias kucing alias cinta, he...
Sebenarnya perjalanan malam ini hanya berawal dari beli galon. Berlanjut beli mie di Pak Paidul. Trus beli celengan n bakiak. Jadi teringat duluw waktu q msh kecils mungils2, celengan yang dibuwatin Bapak dari bambu itu... Ni tadi tumas celengannya di tempat Bapak2 sepuh gt. Jadi g'tega wes pokok'e... Moga q semangat ngisi trus... Bwt hari depanku kelak. Amiin... Ngomong2 bakiak inget juga di ponndok dl. Sepondok cma q rek yg punya. Keren... Walah Leba'i...
G'lupa buka FB jg. Hiks, napa sih q masih mampir2 segala. Mampir kberanda2 mereka. Mereka yang pernah menyakitiku. Bukannya aku hanya menguak luka lama saja jika masih mengenang mereka.
Hufh... Ya sudah, q blog walking dulu ma Om Nh. Biarpun blm memperkenalkan diri, q bca2 dl wes... He...

23 Juni 2010

Hari yang...

He... Bingung mw ngasih judul gimana. Mw ngasih judul hari yang aneh ntar dikira ngikut2 reality show. Mw kasih judul hari yang lucu g'semua scene lucu. (Mang lg shooting...)Ya wes pokok'e hari yang...
Ni baru hari kedua UAS semester 6 ni... Critanya mata kul HTUN. Soalnya masyaAlloh bejibun sampe bwt jari kriting tahu g'seh... Padhl dh dsuruh kerja tugas bwt gugatan, Bpk yang innocent bgt ni minta qta bwt lg dkelas pke tulis tangan. Blum lg ditambah soal atasnya yang beranak pinak yang sebenarnya cma 3 soal tapi msh dibagi point abcd n point terselubung didalamnya... Hufh, bkin berasa pokok'e... (mksud'e?)Yo berasa capek nulis tangan... Ngerti dw q g'tlaten nulis...
Scene kedua, pas ujian wakafnya, anehnya q ma slh satu tmen (dilarang sebut merek!!!he..) berangkat dh cwepet2 gra2 g'nemu kunci kos, nyampe djlan ktemu si item(Sorry... he...) di tanyain jadwal langsung speechless... gmna g', lha wong ujian g'ngerti ruangane kok yo brangkat!!! Berarti dari kos td brangkat lak tnpa tujuan yg jelas!!! G'jelas blazzzz....
Siangnya da 2 acara bareng(sok sibuk...)Da Kuliah Umum ma Hakim Agung Mahkamah Agung. Asyik. Da logistiknya juga,he... Tp akhirnya lucu juga. Ujung2nya foto2 narsis ngunu ma Pak Peejabat yg satu ini. he... Sempet pula mw nanya. Pak, kira2 contoh surat gugatan HTUN tu yg bner kek mana se...? He... Pertanyaan g'mutu. Yo jelas kalo disandingkan ma dosen2 yg jg nanya2. q cm mw klarifikasi, kira2 surat gugatanku td pg bner pa g' gt...Hwahahaha...
Habis tu mampir bentar k SAC. Da seminar pula tentang Membedah ayat2 Semesta. Tapi dasar wes capek yo g' maksim gt nyimak'e... Capek capek capek...
Sebenere skrg q capek bgt. Tp mw ngapa kalo g'keluar ngene. mw blajar bwt bsk blm jelas pa temane. Ya wes sok sibuk deh ngenet2 g' penting ngene...
Yo wes gni ae lah critaku hari ni... hari hari ini... Mulek karepmu wes... He...

16 Juni 2010

Ada kamu lagi...

Setelah sekian lama ada kebekuan diantara kami, ada sepucuk surat elektronik yang dikirimnya untukku setelah ku tag dia catatanku. Padahal aku g' tag dy bagian ini. Q tag dia bagian lain tentang tahukah kamu. Hm... Bolehkah aku berharap lagi??? Aku bingung apa ini hanya kata-kata perpisahan darinya supaya aku tidak mengharapkannnya lagi. Tapi satu baitnya memberikan penafsiran yang berbeda dari ku.
"Hari ini bila ia datang, jangan biarkan ia berlalu pergi. Esok kalau ia masih bertandang, jangan harap ia akan datang kembali"
Apa maksudnya suatu waktu dia akan kembali untukku???

"Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu."

Apa dia memintaku melupakannya agar aku melanjutkan kehidupanku???

Ah entahlah... yang pasti beberapa bait ini setidaknya memberikan warna hidupku hari ini...

Dalam hidup,terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi.
Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
... Lihat Selengkapnya
Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum.
Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.

Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup
cubaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi
manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan.

Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya.

Hari ini bila ia datang, jangan biarkan ia berlalu pergi. Esok kalau ia masih bertandang, jangan harap ia akan datang kembali

Sesuatu yang baik, belum tentu benar.
Sesuatu yang benar, belum tentu baik.
Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga.
Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.

Jangan tertarik kepada seseorang kerna parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya kerna kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, kerna hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.

Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya,
tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan.
Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

09 Juni 2010

Yang Baru Yang g' Seru

Yang baru yg g'seru. Ya... Maksudnya posting baru yang biasa-biasa aja. Yang ga' seru sama sekali karena isinya hanya curcol-curcol yang fiktif belaka.Curhat-curhat biasa yang bagi sebagian orang g'da penting-pentingnya. G'seru lah pokoknya.
Sebbenarnya ceritanya ni tadi aku mw makan. Tapi kok lihat ada warnet kosong rasanya kok gemes gatel gimana gitu kalo g'mampir. Kecanduan maya lagi. Maya Maya... Oh Maya...
Da diklat penelitian sebenarnya. Katanya rabu minggu lalu. Diundur lagi rabu kemarin. Sampe2 aku g'pulang hadir dinikahan'e Mb Nur hanya karena prioritasin acara ini. (Oh ya, Moga Sakinah Mawaddah wa rohmah ya mb... Amiin. Mg q cpet nyusul jg, hwahahahaha). Dah diniatkan beneran eh mundur lagi hari ni jam 10. Mw langsung berangkat kok laper. Setelah baca2 "nuansa"nya Japanese Fondation diperpus akhire pulang ae. Mw ambil hp ketinggalan dikamar, kamar kekunci pula. Ya sudahlah... (Koyo Bondan ae,he... )
Beberapa hari ini ku cuma males2an trus. Sebenere tugas banyak. Tapi yo mbuh yo... Pize ngono... Mw semangat layout ma pimred'e file blm dikasihin. Blm da laptopnya pula. Dh gemes mw ngutik2 tikus lg, he... Mouse pointer itu lo...
Sebener'e dh pingiiiin bgt punya laptop lg. tp yo mw gmna lg. Akunya yg blm pinter ngatur doku ini susah bgt diajak nabung. He...
O ya. da tugas follow up UTS kmrn. Apa ya yg mw q lakuin di pndok nanti? Hm.... Susah... Kmrn bwt desain contoh pengabdian aja mbulet. Sebenere yg mbulet bkn desainnya. Tapi akunya yg belum bisa apa2 ini harus ngapain kalo kpndok nanti. Tapi, meskipun ada rumor katanya g'jdi ngabdi, aku masih ngin da dsana. Karena mang itu tujuanku ikut program ini. Tapi ya lihat nanti sajalah. He...
Aku sampe lupa ni td sebenere aku mw curhat apa. Ya wez lah... yg penting dh up date meski g'penting n g'seru gni. He...
See ya....