13 Desember 2010

Bolehkah Aku Sedikit Menulis Tentang Cinta?


Bolehkah Aku Sedikit Menulis Tentang Cinta? Tentang rasa yang banyak kepala belum bisa merumuskan definisinya. Tentang rasa yang pasti ada pada tiap hati yang ada di dunia. Rasa yang tidak mudah untuk diterjemahkan dengan kata, bahasa, nada, syair, puisi, isyarat dan lainnya. Rasa yang tidak dapat di wakilkan dan tidak bisa di ukur kedalaman dan keluasannya.
Telah banyak mereka mencoba mengungkap tentang cinta. Dengan bahasa mereka masing-masing. Dengan hal yang menurut mereka bisa mewakili dan menggambarkannya. Dan kini ingin aku mengungkap cinta dengan bahasaku. Dengan sejauh yang aku tahu. Karena aku belum begitu mengenal cinta sejauh mereka mengenalnya.
Aku tak tahu apa ini cinta? Kala itu mungkin masih terlalu dini ketika aku sudah meluahkan sedikit perhatianku kepada makhluk Mars itu. Kepada seorang teman yang aku kagumi karena kegigihannya menyambung hidup dengan bekerja sekuat tenaga di usia dimana kami hanya mengenal kata bermain. Bayangkanlah ketika itu aku masih berseragam merah putih. Yah, meski pun pada akhirnya kami berpisah dan diketemukan kembali 6 tahun sesudahnya di situasi yang membuatku tak nyaman beberapa waktu yang lalu.
Ada sedikit rasa bersalah ketika aku telah mengabaikannya. Dan aku pun tak tahu bagaimana kabarnya kini. Salahkah aku mengacuhkannya? Apakah aku telah menyakitinya? Maafkan aku kawan. Terpisah jarak dan waktu plus cerita masa kecil itu belum meyakinkanku jika memang engkau yang ku cari. Dan apakah rasa yang pernah singgah padaku itulah cinta? Apa hanya sekedar rasa kagum??? Hingga sekarang pun aku tak tahu apa itu.
Aku pun juga tak tahu apa ini cinta? Ketertarikanku pada seorang teman satu kegiatan ekstrakulikuler ketika seragamku telah berganti biru putih dulu. Kebersamaan dengan mereka makhluk yang susah ku pahami apa maunya ini adalah hal yang langka bagi aku dan teman-teman yang tinggal di dalam tembok besar bernama pesantren. Tabu. Sebuah pelanggaran. Dan sebagainya. Tapi kesempatan itu datang hanya bagi mereka yang beruntung menjadi pengurus organisasi berlambang tunas kelapa itu.
Aku pun juga tak tahu apa ini cinta? Saat aku merindukan bahu seseorang ada di sampingku setia siap sedia menjadi tempat bersandar di kala lelah demikian menyiksa hari-hariku. Meski kala itu mungkin aku masih berusia belasan tahun. Masih hijau dengan jalan kehidupan. Masih duduk di bangku sekolah.
To be continued....

1 komentar:

  1. nice post ....kl kamu suka corat coret ayuk bergabung di bloof (blog of friedship) http://www.facebook.com/groups/bloofers?ap=1

    BalasHapus