15 Desember 2010

Handnote Seminar Fiktif

Ini yang saya maksudkan handnote di posting sebelumnya. Saya belum banyak tahu bagaimana kaidah mebuat handnote sebenarnya. akan tetapi karena tugas ini kala itu harus segera dikumpulkan, ya sudahlah.... Inilah jadinya.... He... Materi yang ada sebenarnya hasil kolaborasi data dari beberapa situs, kemudian saya kemas dengan bahasa yang sesuai dengan sasarannya yaitu para santri. Moga handout ini suatu saat benar-benar bisa tersampaikan. Amiin...

Mengelola Kecerdasan Ganda untuk Kebahagiaan Masa Depan Anda
Oleh: Zulfa Mustaghfiroh

A. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk Allah SWT yang paling sempurna disamping makhluk hidup yang lainnya, telah dianugerahi banyak kelebihan oleh Allah SWT. Beberapa dari mereka memiliki kelebihan dalam kecerdasannya untuk berfikir, kecerdasan untuk memimpin, kecerdasan untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan lain sebagainya. Kelebihan-kelebihan inilah yang dapat dijadikan bekal utama bagi mereka dalam menjalani kehidupannya.
Akan tetapi tidak semua orang menyadari potensi yang ada pada dirinya. Sehingga mereka tidak bisa mengelola dan meningkatkan kualitas diri pribadi mereka dengan semaksimal mungkin. Hal ini menimbulkan banyak kerugian bagi diri pribadi mereka sendiri. Selain itu secara tidak langsung juga berpengaruh pada lingkungan dan masyarakatnya. Potensi diri manusia dalam psikologi lebih dikenal dengan sebutan kecerdasan.
B. Pembahasan
Dr Howard Gardner, pakar psikologi dari universitas Harvard mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tingkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir. Setiap orang memiliki kecerdasan yang beragam yang dikenal dengan multiple intelligences. Menurut Gardner, terdapat 8 kategori kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan Verbal – Linguistik.
Kecerdasan ini di tandai dengan kemampuan menggunakan perkataan secara berkesan sama ada secara lisan atau tulisan, gaya bahasa dan pengucapan dengan baik dan sempurna. Contoh aktivitas: Perbahasan, perbendaharaan kata, ucapan formal, penulisan kreatif, bacaan, jurnal, diary, puisi, jenaka dan bercerita. Kecerdasan ini sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti, radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya di bidang pemasaran dan politik.
Kecerdasan linguistik dapat dikembangkan dengan, mengarang cerita atau pengalaman sehari-hari, membuat buku harian dan mengisinya tiap hari, menulis puisi dan menulis untuk majalah dan koran tentang pengalaman yang menarik. Membaca buku terutama novel dan cerita yang menarik. Membaca selain meningkatkan intelegensi linguistik juga memberi manfaat besar bagi pengembangan pengetahuan.
Dengan kategori kecerdasan ini diharapkan santri dapat terarah dalam menentukan profesinya kelak. Santri yang memiliki potensi ini diharapkan dapat menjadi sastrawan muslim, penulis muslim, yang dapat mengembangkan syiar Islam ke masyarakat luas
2. Kecerdasan Logik – Matematik.
Kecerdasan ini di tandai dengan kemampuan menggunakan no.mor, mengenal pasti pola abstrak, perkaitan, sebab dan akibat (logik). Melibatkan pemikiran scientific, termasuk pemikiran secara induktif dan deduktif, membuat inferens, mengategori, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis. Kecerdasan ini dapat dikembangkan dengan aktivitas melatih kemampuan berpikir logis, nalar, abstrak, matematis, sebab akibat, dan berurutan.
Kecerdasan ini dapat di lihat pada santri yang memiliki keterampilan dalam mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan eksperimen. Kecerdasan ini dapat menuntun santri mendapatkan profesi seperti Akuntan pajak, pemrograman komputer dan ahli matematika.
3. Kecerdasan Fisik – Kinestetik.
Kecerdasan ini dapat dilihat pada santri yang memiliki keterampilan yang berkaitan dengan pergerakan dan kemahiran fisik seperti koordinasi, keseimbangan dan kelenturan badan. Kecerdasan ini dapat dikembangkan dengan melatih bahasa tubuh dan gerak tubuh. Kegiatan yang berkaitan tersebut meliputi olah raga, kerja tangan, bahasa tubuh, drama, mimik, dansa, isyarat, ekspresi wajah, bermain peran, latihan fisik, dan sebagainya.
Kecerdasan ini dapat membentuk santri menjadi atlet, penari, seniman, atau aktor pantomim. Selain itu juga bisa membentuk santri yang memiliki kecerdasan tangan yang dapat membentuknya menjadi montir, penjahit, tukang kayu, ahli bedah dan lain sebagainya.
4. Kecerdasan Visual – Spasial.
Kecerdasan ini erat kaitannya dengan gambar dan kemampuan bervisualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Kecerdasan ini membuat seseorang memiliki kepekaan yang lebih terhadap warna, garis, bentuk dan ruang.
Kecerdasan ini membentuk santri menjadi kaligrafer, pelukis, pengukir, atau seniman. Selain itu, bagi yang memiliki kemampuan dimensi ruang, profesi sebagai arsitek bisa menjadi pilihan.
5. Kecerdasan Musikal - Ritma.
Kecerdasan musikal melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik. Kecerdasan ini menentukan kemampuan seseorang untuk menggemari, mendiskriminasi dan meluahkan perasaan melalui musik. Kecenderungan ini menuntun santri menjadi komposer, penyanyi, qiro’ah, pembaca shalawat yang merdu, penggubah lagu, pemain musik seperti contoh rebana, banjari dan sebagainya.
6. Kecerdasan Intrapersonal.
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri. Kecerdasan ini sangat penting bagi para wira usahawan dan individu lain yang harus memiliki persyaratan disiplin diri, keyakinan, dan pengetahuan diri untuk mengetahui bidang atau bisnis baru. Kecerdasan ini dapat membantu santri mengenali kemampuan dan keadaan pribadinya sendiri. Hal ini mempengaruhi rasa percaya diri santri dalam menjalani hari-harinya.
7. Kecerdasan Interpersonal.
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain. Kecerdasan ini membuat seseorang lebih cepat memahami orang lain yang ada di lingkungannya. Oleh karenanya kecerdasan ini dapat menuntun santri menjadi organisator handal, pemimpin yang baik, motivator, pakar konseling, psikolog dan lain sebagainya.
8. Kecerdasan Naturalis.
Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di sekitar kita: bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna lainnya. Kecerdasan ini memudahkan seseorang dalam mengenali, menyusun dan mengategorikan pelbagai jenis flora dan fauna. Kecerdasan ini dapat mendorong santri menjadi petani yang handal, ahli botani, ahli biologi, ahli geologi dan lain sebagainya.
Dari keseluruhan 8 kecerdasan diatas, masing-masing orang mempunyai beberapa diantaranya yang dapat digunakan setiap hari dengan dikombinasikan satu sama lain untuk hasil yang lebih maksimal. Contohnya saja bila pemain sepak bola menggiring bola maka mereka menggunakan kecerdasan kinestetik - jasmani untuk menggiring bola, kecerdasan spasial untuk memvisualisasikan posisi bola setelah lawan menendangnya, dan kecerdasan antar pribadi untuk kerja sama dengan anggota tim lainnya. Akan tetapi mereka memiliki salah satu kecerdasan yang paling dominan yaitu kinestetik - jasmani.
Akan tetapi pada prakteknya dalam sekolah, hanya kecerdasan matematis logis dan verbal linguistik yang lebih di hargai. Hal ini dapat kita lihat dari penilaian kebanyakan sekolah yang masih terpaku dari nilai mata pelajaran saja. Padahal pada akhirnya tidak semua yang mereka dapatkan di bangku sekolah menjadi bekal kelak nanti dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya diperlukan pemahaman pada diri masing-masing untuk mengoptimalkan potensi diri mereka di luar dari kurikulum sekolah.
Kurikulum yang dapat mengombinasikan ke 8 kategori kecerdasan di atas mungkin sudah bisa kita lihat di luar negeri yang secara khusus mendidik muridnya berdasarkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak kita temukan sekolah tinggi yang secara khusus mendidik murid yang ahli dalam bidangnya. Seperti adanya sekolah tinggi khusus musik, sekolah khusus seni lukis dan sebagainya. Namun yang demikian tidak bisa langsung di paksakan dalam sistem pendidikan yang telah ada di Indonesia sekarang ini.
C. Saran
Salah satu jalan yang masih memungkinkan untuk di tempuh adalah memberikan ekstrakulikuler yang sesuai dengan kecerdasan pribadi santri. Hal ini dapat ditempuh mungkin dengan lebih mengoptimalkan lagi ekstrakulikuler bagi santri berupa pembinaan kaligrafi bagi yang cerdas visual, olahraga bagi yang cerdas fisik, pelatihan qiro’ah dan alat musik bagi yang cerdas musik dan lain sebagainya.
Dengan cara ini diharapkan generasi santri mendatang selain memiliki bekal imu agama yang baik, juga memiliki keterampilan yang akan menunjang kehidupannya. Namun hal ini membutuhkan kerja sama banyak pihak. Pribadi santri sendiri, guru di sekolah dan orang tua. Kadang kala pribadi santri sadar akan kecerdasannya dan mendapat dukungan pengembangan dari gurunya, akan tetapi tidak di dukung orang tua yang masih menilai kecerdasan terbatas verbal linguistik dan matematis logis.
Selain itu juga harus didukung dengan fasilitas yang memadai baik fasilitas dalam bentuk sarana penunjang pembelajaran maupun fasilitator yang representatif. Dengan demikian, harapan membentuk santri yang dapat sukses hidup di masyarakat berbekal kecerdasan dan potensi yang ada pada dirinya dapat diwujudkan. Tanpa meninggalkan identitas santri Darul Huda yang berilmu, beramal, bertakwa dan berakhlakul karimah tentunya.

3 komentar:

  1. bahwasannya...
    juga...
    mengatakan...
    siiiiip...

    BalasHapus
  2. Hwa... Baru sadar n tahu juga, ternyata multiple intelegencies tu masih debatable bgt. Hufh, pinter2 nyaring info aja yach...

    BalasHapus