13 Mei 2009

Bunga Mini sewaktu kecilku duluw


Sampai sekarang aku belum tahu apa nama bunga berkelopak mini ini. Bukan karena tidak indah jika dirangkai bersama indahnya bunga yang lainnya hingga tidak dikenal oleh banyak orang. Tapi ini memang mini. Diameter kelopaknya saja tidak lebih dari seperempat centimeter. Jadi sungguh wajar sekali jika bunga sekecil ini lepas dari pengamatan banyak orang. Mungkin hanya ditemui para tetenggaku yang merumput di pematang-pematang sawah untuk pakan ternak mereka. Itu pun jika mereka memeperhatikanya. Dan entah mengapa aku meliriknya waktu itu. Ya waktu itu. Waktu kecilku.
Bunga inilah yang menemani hari-hari sepiku tanpa teman. Dulu semasa kecilku, aku tidak begitu punya teman sebaya perempuan yang rumahnya cukup dekat hingga aku bisa bermain dengannya sepanjang waktu. Yang ada hanya beberapa teman laki-laki. Pastinya mereka tidak berminat dengan bunga. Aku hanya sendirian bermain di pematang samping rumahku. Dengan bunga-bunga mini ini.


Ya sendiri. Aku sendiri walau aku masih cukup beruntung mempunyai saudara kecil semanis dia. Adikku. Rasanya dulu belum ada ikatan emosional yang terjalin antara aku dan dirinya. Selain dipengaruhi usia kami yang sama-sama tumbuh dalam usia yang kecil bersama, tapi juga kerinduanku atas sosok seorang kakak. Seakan kerinduan itu menghapus sejenak dia dari dalam benakku. Tapi tidak untuk sekarang. Kami telah sama-sama tumbuh bersama. Setidaknya aku ada ketika dia membutuhkanku begitupun sebaliknya. Hanya jarak saja yang memisahkan kami sekarang ini.
Sebenarnnya bukan hanya bunga itu saja. Ada banyak yang lainnya. Bunga kecil berwarna ungu, rumpun-rumpun rumput kecil dengan buah berwarna hijau yang biasanya kusebut anggur, atau ilalang kecil. Ach masih banyak lagi yang lainnya. Dan kemudian bunga-bunga itu kurangkai menjadi buket mini. Setelah itu hanya ku taruh di salah satu sudut rumaku hingga mengering dengan sendirinya. Yang pasti rumpun-rumpun itu akan sulit sekali aku temukan disini. Di Surabaya tembat aku mengenal dunia baru. Bangku kuliah.
Jangan dibayangkan kalau aku bermain dengan bebungaan aku ini gadis yang girlie. Tapi lingkunganku yang kebanyakan hanya berkutat dengan para cowok membuatku punya pengalaman bermain yang beragam. Sampai sekarang aku masih ingat bagaimana aku melewati hari-hari bermain kala itu. Ya walaupun tidak seluruhnya seratus persen. Tapi setidaknya beberapa bagiannya.
Seingatku aku hanya punya satu boneka ketika aku kecil.. Boneka plastik berwarna merah berbentuk gadis kecil yang membawa sebuah keranjang kecil. Tidak ada yang menarik darinya. Kecuali bunyi yang keluar darinya ketika perutnya ditekan. Memang ada semacam terompet kecil diatas kepalanya. Itupun smpat rusak tak mau berbunyi sampai akhirnya dibenahi kakak sepupuku yang dulu telah berkuliah di teknik mesin. Tidak seperti teman-temanku yang bonekanya bejibun banyaknya.
Dulu sepulang sekolah kami pulang lebih akhir sekali hanya karena mencoba memetik mangga di rumah salah satu tetanggaku. Kami yang seharusnya paling tidak sampai rumah sekitar jam 10 pagi terlambat sampai jam 11.30. Itu pun dengan tangan hampa. Dan seingatku akulah satu-satunya perempuan diantara mereka. Ini ketika aku masih duduk kelas satu sekolah dasar.
Disisi lain kebiasaanku yang lainnya juga tak selazimnya gadis kecil dimasa itu. Kebiasaan terlambatku ketika duduk di kelas dua ternyata masih lestari alias berlanjut sampai sekarang (Hee… maaf ya pak Dosen…). Kebetulan memang kelas dua masuk kelas pukul 09.30. Setiap hari Sabtu di sebuah stasiun televise ditayangkan acara masak memasak yang aku gemari. Ya walaupun hingga saat ini belum mahir mengolah bermacam-macam bahan masakan, setidaknya aku sudah rajin nonton acara semacam itu dari kecil. (Huehe…)
Acara itu mulai ditayangkan jam 09.00 dengan durasi waktu 30 menit. Otomatis aku berangkat ke sekolah yach jam segitu. Dan jelaslah sudah plus otomatis aku terlambat. He….. Kebetulan alias beruntungnya pula, Kedua orang tuaku telah berangkat berpeluh keringat membanting tulang di sawah kami. (Ngapunten nggih bapak, ibu… anakmu yang satu ini memang bandel…) Tapi g’ sering kok. Paling Cuma seminggu sekali. Hari sabtu ajach. (Halah ngeles… seminggu sekali yo sering nduk…)
Masih banyak lagi lah pokoke kenakalan-kenakalan di masa kecilku. Mpun dulu nggih… Kapan-kapan disambung lagi. To be continued ke lain waktu yang belum tahu kapan. Oke! See ya…
By the way, bagaimana dengan masa kecilmu? Seindah seperti masa kecilku yang penuh kenakalankah?he…. Bagi-bagi dunk!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar